Dear
Sakti,
Kenapa
kau selalu membuat aku penasaran? Setiap aku berusaha memberikan perhatianku
padamu, pasti kau acuhkan. Tapi jika aku mengabaikanmu, kau selalu datang
tiba-tiba di hadapanku.
Seperti
kemarin, aku senang kau ada di saat aku memang membutuhkan seorang teman untuk
menghiburku. Melihatmu adalah suatu pengubah mood yang sebelumnya tidak karuan.
Kemarin,
entah kenapa aku tidak bisa menceritakan apa yang sebenarnya aku ingin ceritakan.
Aku tidak tahu kenapa aku lebih mudah mengatakannya lewat untaian kalimat
daripada harus mengatakannya langsung padamu.
Dear
Sakti,
Tidakkah
kau penasaran kenapa aku tidak mengucapkan sepatah katapun kemarin malam?
Aku
tidak kuasa untuk menceritakan hal ini padamu. Tapi melalui surat ini aku katakan
padamu. Hatiku sedang di landa kesedihan yang paling dalam. Aku merasa sudah
melakukan hal yang benar, aku merasa aku .. yah itu hanya perasaanku. Mereka pun
mengatakan tidak apa-apa mereka melakukan itu padamu, kamu sudah punya niat
tulus.
Tapi
apa yang belum aku ceritakan padamu itu sudah mendapat balasannya hari ini. Senang?
Tentu. Bahagia? Entahlah. Hanya saja, hatiku belum sepenuhnya sembuh. Aku belum
bisa melihat adanya harapan di situ.
Dear
Sakti,
Aku
pernah berkata padamu, tidak semua orang yang kita kenal akan berada di samping
kita selamanya. Ya kan? Begitu juga dengan teman, dengan sahabat, dengan
keluarga. Suatu saat mereka akan menghilang dari hadapan kita satu persatu.
Saat
ini, yang aku punya hanya kamu, yang bisa ada di sampingku saat aku butuhkan,
hanya kamu. Bisakah kau tidak menghilang seperti yang lain di manapun kita
berada dan dalam keadaan apapun itu?
Terima
kasih untuk yang semalam. Sungguh menyegarkan ^_^
Aku
baik-baik saja kok hari ini ..
- Perempuan di bawah hujan -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar