Kamis, 31 Januari 2013

Hai, haters

Dear haters ..

Langsung aja ya, 

Kalian pasti tahu, aku bukan Agnes Monica yang punya segudang prestasi, aku bukan Syahrini yang setiap hari selalu menciptakan sensasi, aku juga bukan Musdalifah yang punya banyak harta, aku bukan Asmirandah yang cantiknya luar biasa. Intinya, aku bukan siapa-siapa di dunia ini. Aku hanya aku. 

Tapi aku tidak mengerti dengan kalian, kenapa kalian begitu membenciku. Apa yang aku tulis, apa yang aku bicarakan, apa yang aku ungkapkan, seolah di bantah habis-habisan oleh kalian? Aku hanya menulis dan bicara apa yang ada di pikiranku, yang aku lihat sehari-hari dan aku rasakan. Tapi buat kalian, semua itu seperti bukan aku yang bicara.

Selama ini, aku menganggap kalian sama seperti teman-teman aku yang lain. Walaupun kita jarang bertemu, dan hanya bisa bertegur sapa melalui dunia maya, bukankah lebih indah jika kita saling berteman dengan aman dan baik-baik saja? Terlebih aku tidak suka, jika kalian membicarakan aku di belakang kalian. Seolah aku tidak ada artinya di dunia ini.

Kalaupun memang kalian tidak suka kepadaku, kenapa tidak kalian delete aku saja dari hidup kalian? Kalian tidak akan pernah melihatku, dan aku pun aman tidak mendengar apapun yang menyakitkan dari kalian. Sama-sama enak kan?

Gimana? Setuju?
Kalian dulu yang mulai mendelete aku ya, aku akan menyusul. Karena aku tidak bisa mendelete kalian terlebih dahulu, aku menghargai kalian sebagai temanku.

Kalau sudah siap mendelete aku, jangan lupa mention aku di twitter, dan ucapkan 'Sayonara'
Terima kasih.


- Seorang perempuan di rumah susun -
read more ..

Kamis, 24 Januari 2013

Orang asing


Dear strangers,

Aku belum pernah bertemu denganmu, jadi aku tidak tahu siapa kamu. Namamu, bahkan aku belum tahu. Reni, Ari, Joko, Amir, Rani, Tia, Lia, Vina, Aan .. Aku merasa asing dengan nama itu. Bukan karena aku tidak mau bertanya, tapi ada perasaan yang membuatku enggan menanyakannya. Ada perasaan yang sedikit menyakitkan jika mendengar nama itu. Dan mendengar banyak nama di sekitarku membuat aku pusing, seolah tak ingin mengingat ada kejadian apa di kehidupan yang lalu.

Alamatmu? Oh, aku bahkan tidak mau tahu tentang itu. Karena pasti kamu juga akan menanyakan di mana alamatku. Aku takut kamu akan mendatangi rumahku. Karena aku tidak mau itu terjadi. Dulu, aku pernah mempunyai teman yang aku kira akan selamanya kami jadi sahabat. Pertama kali dia mendatangi rumahku, kau tahu apa yang dia katakan, “Aku risih berada di sini”. Dia mengatakan itu di depan mataku. Oleh karena itu, aku tidak ingin seorangpun yang belum mengenalku mendatangi rumahku. Bukan hanya yang belum kenal, bahkan teman-temanku yang sudah mengenalku. Aku tidak akan membiarkan mereka mendatangiku. Lebih baik kita bertemu di tempat lain daripada di rumahku. Aku tidak mau mendengar kata-kata yang lebih menyakitkan.

Mungkin kamu heran kenapa aku seperti ini. Kamu menganggap aku aneh? Bukan hanya kamu, teman terdekatkupun mengatakannya. Aku tidak suka bertemu dengan orang lain selain teman dekatku. Aku lebih suka bercakap-cakap melalui tulisan daripada harus bertatapan muka langsung. Karena dari dulu, aku selalu jadi pendengar, aku tidak pernah di berikan kesempatan bicara. Bahkan kalau aku bicara, tidak ada yang mau mendengarkan. Aku lebih suka bermain kata-kata.

Kamu sering melihatku sendirian? Memang, aku tidak suka berada di keramaian. Tidak ada bedanya apakah aku di tempat yang sepi ataukah di tempat ramai. Karena aku tidak akan terlihat. Aku sering diacuhkan jika berada di keramaian. Lebih tidak di anggap. Mereka lebih memilih bersama-sama dengan orang yang lebih cantik, lebih pintar daripada aku.

Menyesakkan kalau ternyata orang di sekeliling kita tidak respek terhadap kita dan menganggap kita tidak ada. Akan lebih baik jika aku sendiri saja. Akan lebih baik jika aku tidak bertemu dengan orang-orang yang menganggap aku tidak ada. Dan akan lebih baik jika aku menikmati ini sendirian. Karena ternyata sendirian itu enak.

Bukan, bukannya aku tidak mau membuka pintu pertemanan denganmu, hanya saja, kamu harus mau menerimaku apa adanya aku. Aku bukan tipe orang yang banyak bicara, aku lebih suka sendiri, dan aku tidak suka orang lain mengusikku. Tapi jika kita sudah saling mengenal lebih lama, kau akan tahu, aku orangnya cukup menyenangkan.

Dear strangers,

Aku memberikanmu dua pilihan. Kau bisa berteman denganku asal kau memenuhi syarat-syarat tadi. Tapi jika kau merasa tidak bisa menyanggupinya, tolong biarkan aku sendiri. Dan tetaplah menjadi orang asing terhadap masing-masing.

Oh ya, kalau kau mengenal salah satu nama yang aku sebutkan tadi, bilang padanya untuk tidak menggangguku lagi, karena bagiku mereka sudah asing buat aku.

Sekian dan terima kasih.
- Orang asing di kehidupanmu -

read more ..

Rabu, 23 Januari 2013

Dear Mantan

Dear mantan,

Hai, apa kabar? Baik-baik saja kan?

Ku dengar kamu sudah nikah sekarang dengan wanita yang dulu pernah kamu kenalkan padaku lewat YM. Jahat sekali kamu, bahkan sampai setahun ini, kamu tidak juga mempertemukan aku dengannya.

Aku tidak tau mana yang benar. Apakah kamu beneran sudah nikah atau belum. Ataukah itu hanya alibimu agar orang-orang percaya kalau kamu ‘laku’ dan kamu ‘baik’ seperti yang dulu sering kamu lakukan. Kamu sering mengaku dengan semua orang kalau kamu akan segera menikah dengan pacar kamu. Kamu sering bilang pada semua orang bahwa wanita yang sedang berada di sampingmu adalah ‘istri’mu.

Aku tidak menyalahkanmu atas putusnya hubungan kita. Aku tidak merutuki atas apa yang terjadi pada hubungan kita di masa lalu. Hanya saja, aku belum tau pasti apa yang sebenarnya terjadi. Karena selama ini ku pikir aku baik-baik saja denganmu, dengan keluargamu, dengan adik-adikmu, kecuali dengan orang tuamu.

Apakah karena aku hanya lulusan SMU? Ataukah karena aku orang yang tidak punya? Atau, karena aku tidak melanjutkan pendidikanku ke jenjang kuliah? Dan apakah karena aku hanya seorang pekerja serabutan? Ah, bodo’ amat. Toh hal itu sudah tidak penting buat aku.

Tahu tidak, aku tidak berharap bisa bertemu denganmu setelah beberapa bulan ini. Akupun lebih suka sendiri. Dan juga karena aku masih mempunyai seseorang yang lain, yang aku sayangi selama sembilan tahun ini. Terkejutkah kamu? Kamu memang harus terkejut. Dia jauh lebih baik daripada kamu. Dia selalu mendukungku dalam hal apapun. Walaupun aku hanya seorang pekerja serabutan. Dia dan kamu jelas berbeda. Dia bukan kamu, dan kamu bukan dia. Tapi aku lebih menyukai dia.

Oh ya, bahkan keluargamu sekarang jadi haters padaku. Aku sih tidak masalah. Toh, aku tidak pernah melakukan kesalahan pada mereka. Yang ada mereka yang sudah membuat aku kecewa.

Sudah ya, ini hanya pelampiasanku saja sih. Aku juga tidak ada maksud apa-apa. Toh aku tidak lagi mengharapkanmu.

Semoga di lain kehidupan, kita tidak pernah bertemu lagi. Amin.

Bye.
read more ..

Selasa, 22 Januari 2013

Mas Onci 'UNGU'

Kepada mas Onci

Maaf atas kelancangan saya mengirim surat ini untuk mas. Juga buat mba Endhita, maaf ya mba. Saya ga ada maksud apa-apa lho ..

Mungkin saya satu dari sekian banyak orang yang ngefans sama mas Onci, dan mungkin saya ini ga ada artinya juga. Tapi saya tetap ngefans kok sama mas Onci.

Saya sudah lama ngefans sama mas Onci, mungkin sejak tahun 2005, sejak saya terpisah provinsi dan pulau dengan seseorang yang menurut saya mirip dengan mas Onci. Ada sedikit kemiripan antara mas dengan dia. Oh ya, namanya Sakti. Dia adalah satu-satunya cowok yang dekat dengan saya. Dulu saya tidak ingat wajahnya, karena tidak punya foto dia. Tapi sewaktu melihat mas Onci tampil di televisi, saya tiba-tiba kangen sama dia.

Saya mengagumi mas Onci sama kayak saya mengagumi Sakti. Saya menyukai mas Onci sama kayak saya menyukai Sakti. Tapi saya lebih ngefans sama mas Onci. Dulu pada waktu mas Onci nikah, mungkin saya satu dari seribu fans yang patah hati. Dan mungkin nanti kalau Sakti nikah bukan sama saya, saya juga bakalan patah hati.

Mungkin segini dulu surat ini ya mas, maaf kalau ada kata-kata yang menyinggung. Terima kasih mba Endhita. Semoga mas Onci sekeluarga selalu di berikan kesehatan dan kebahagiaan. Peluk dan cium untuk dek Bihun.

Salam  saya
- Amy - read more ..